Ditulis oleh: Zul Fitri Yana, LPHN Salibutan, Lubuk Alung, Kab. Padang Pariaman
LUBUK ALUNG - Ekowisata Nyarai
terdapat dalam kawanan hutan lindung, tepatnya di Hutan Gamaran, Kecamatan
Lubuk Alung, Kabupaten Padangpariaman, Provinsi Sumatera Barat. “Nama objek wisata Nyarai sudah
mendunia dan termasuk wisata minat khusus,” kata Ritno Kurniawan, ketua
Pokdarwis Nyarai, Rabu, 21 September 2022.
Nyarai bukan hanya satu objek
wisata, tapi sudah menjadi kawasan wisata yang dinamai “Ekowisata Nyarai”. Di
dalamnya ada lubuk larangan, jasa lingkungan, tanaman manggis, durian, dan
lainnya.
Ritno mengatakan kegiatan yang bisa
dilakukan di Ekowisata Nyarai adalah tracking, camping, spear fishing, bird
watching, mahseer fly fishing, dan rafting.
"Pengunjung Nyarai lebih cocok
untuk kegiatan memancing, studi lapangan, dan penelitian. Untuk massal atau
keramaian itu cocok untuk wisata ke Lubuk Napa, Ngungun, dan Lubuk Batu
Tudung," katanya.
Tempat-tempat yang disebut Ritno
itu masih berlokasi di Kecamatan Lubuk Alung dan tak jauh dari pintu masuk
menuju Nyarai.
Menurut Ritno, objek wisata Nyarai
lebih bagus sepi atau tidak didatangi wisatawan secara massal.
“Karena Nyarai itu wisata minat
khusus, bukan wisata massal, pengunjung wisata minat khusus itu memang sedikit
dan orang-orang tertentu. Jadi idealnya Nyarai itu memang seperti ini,”
katanya.
Jika dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19, pengunjung Nyarai jauh lebih ramai
daripada sekarang atau saat pandemi. Sepinya pengunjung berdampak kepada
hilangnya mata pencarian masyarakat pedagang di Nyarai.
“Ini memang menjadi PR (Pekerjaan
Rumah) bersama bagi masyarakat Gamaran sebenarnya,” ujar Ritno.
Terkait sepinya pengunjung akibat
pandemi Covid-19, Ritno mengatakan KUPS Nyarat masih bisa bertahan.
“Karena pendapatan tidak hanya dari
tamu-tamu komersial saja, tapi dari kegiatan penelitian, studi lapangan, PKM,
dan dari pendapatan memancing itu lebih besar,“ katanya.
Selain itu juga ada pengembangan
kegiatan arung jeram di Pasie Laweh yang bagi hasil kegiatannya bisa menambah
kas KUPS Nyarai.
“Menambah kas, minimal biaya
operasional tertutupi dan kita bangun juga kemitraan dengan kampus dan lain
lain,” ujarnya.
Sebenarnya, tambah Ritno, KUPS
Nyarai sudah memiliki rencana pengembangan usaha dan wisata ke depan, yaitu
Soft Trakking Lubuk Batu Tuduang, Camping Ngungun, kolam ekowisata, Camping
Lubuk Napa, ekraf gelang paku ransam, home stay warga, madu galo galo, dan KUPS
Asam Kandis.
“Jadi ekowisata tidak fokus pada
wisata saja, banyak cabang pendapatan lain untuk masyarakat,” katanya.