Potensi Ekowisata Lubuk Ngungun di Bonjol Akan Dikelola

Oleh : Pengelola_Dishut Pada : 2023-01-12 12:49:26 Dibaca : 228 Kali
Cover

Ditulis oleh: M.Abduh | HKm Musus Saiyo, Bonjol, Pasaman

GANGGO HILIA –Lubuk Ngungun di Jorong Musus, Nagari Ganggo Hilia, Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman berpotensi dijadikan objek wisata alam.
 
Lokasinya berada dekat pemukiman dan hanya sekitar 150 meter dari jalan utama yang melintasi Jorong Musus. Lubuk Ngungun bagian dari Batang Musus yang memiliki aliran air yang sangat jernih dan deras sekali ketika musim hujan.
 
Kepala Jorong Musus Masrifal Yandri mengatakan Lubuk Ngungun sedang diperjuangkan agar bisa dikelola oleh masyarakat, khususnya kaum pemuda yang berada dikampung, sebagai objek wisata.

“Kami sudah mengusulkan dalam Musrenbang Jorong untuk pembangunan jalan sekitar 50 meter menuju lokasi tersebut,” katanya Rabu (21/9/2022).

 
Ketua HKm (Hutan Kemasyarakat) Musus Saiyo Satria Budhi Datuk Lelo mengatakan Lubuk Ngungun merupakan potensi ekowisata yang dimiliki oleh Jorong Musus dan butuh sentuhan sehingga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat.
 

“Untuk mendukung pengelolaan potensi ekowisata ini masyarakat Jorong Musus telah memiliki modal sosial, pada 2018 sebanyak 40 orang Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) sudah dilatih dalam pengelolaan ekowisata oleh Balai Perhutanan Sosial Wilayah Sumatera (BSKL),” kata Satria.

 
Potensi Lubuk Ngungun lebih dari sebuah lubuk di sungai berair jernih. Di sekitar lokasi terhampar sawah masyarakat. Di pinggir sungai terdapat batu cadas yang menjulang hingga  ketinggian sekitar 50 meter. Selain itu terdapat tegakan pohon-pohon. Semua itu menambah keindahan dan keeksotikannya.
 
Sekitar 50 meter dari Lubuk Ngungun juga terdapat Gua Kelawet. Orang-orang tua di sana mengatakan dulu goa tersebut tempat bertapa. Hanya saja sekarang gua tersebut tertutup oleh tumpukan pasir yang hanyut ketika saat air besar melewati Batang Musus.
 
Hingga kini Lubuk Ngungun sering dikunjungi masyarakat lokal. Anak-anak menjadikannya tempat mandi. Pada saat Lebaran Idul Fitri para perantau yang pulang kampung berkunjung ke sana untuk melepas rindu kepada kampung halaman. Biasanya mereka datang bersama keluarga untuk mandi-mandi.